Rabu, 01 November 2017

# IPS

kasih sayang di dalam keluarga

kasih sayang di dalam keluarga


        Cinta Kasih Dalam Keluarga
 Cinta adalah sesuatu perasaan yang hadir di dalam diri seseorang. Semua manusia pasti memliki rasa  cinta. Rasa perasaan cinta pun bermacam-macam, mulai dari
• Perasaan terhadap keluarga
• Perasaan terhadap teman-teman
• Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
• Perasaan yang hanya merupakankemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
• Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang
• Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
• Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
• Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
• Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme

     “Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.”
Kebanyakan orang melihat masalah cinta ini pertama-tama sebagai masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai yaitu masalah kemampuan orang untuk mencinta, maka masalahnya bagi mereka ialah bagaimana supaya dicintai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.

     Mencintai adalah bagaimana cara di dalam diri kita yaitu muncul suatu perasaan dari dalam diri kepada sesuatu atau seseorang. Sedangkan dicintai adalah bagaimana orang lain mencintai kita. Jika kit a mencintai lalu seiring berjalannya waktu kita pun akan dicintai. Jadi semua berjalan sesuai dengan kodratnya.

     Cinta bukanlah terrutama dengan hubungan dengan seseorang tertentu. Cinta adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan, bukan menuju sesuatu obyek cinta. Jika seorang pribadi hanya mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetapi ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.
Tetapi, menyatakan cinta adalah sesuatu yang menunjukkan pada segalanya dan bukan kepada salah satu hal saja. Hal itu tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan diantara tipe-tipe cinta berdasarkan obyeknya.
Untuk saat ini kita akan focus pada cinta kasih dalam keluarga.
1. Definisi Keluarga
Duvall (1977) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mengemukakan bahwa keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Supartini, 2004).
Keluarga (kandung)adalah sekolompok atau beberapa manusia yang memilki ikatan darah kepada kita, dalam suatu keluarga biasanya jumlahnya belum terlalu banyak, didalam nya terdiri dari seorang bapak, seorang ibu, dan anak mereka. Jika kritria tersebut maka sudah sangat wajar lah jika mereka disebut dengan sebutan keluarga.

     Sedangkan keluarga (besar) adalah sekelompok manusia yang jumlahnya banyak, dan memiliki ikatan darah tetapi tidak langsung secara objeknya, biasanya hal tersebut terjadi melalui adanya persaudaraan, hingga akhirnya mereka meiliki anak dan keluarga lalu jika mereka dikumpulkan pada suatu tempat maka disebut lah mereka sebagai keluarga besar.
Ketahuilah bahwa sebuah KELUARGA adalah sel-terkecil / inti dari suatu komunitas -sosial yang disebut MASYARAKAT. Jadi KELUARGA = MASYARAKAT-MINI.
Keluarga adalah komunitas masyarakat mini yang beranggotakan :
Suami, istri dan anak-anaknya, plus orang-orang yang bernaung satu-atap.
Bisa jadi ada kerabat atau pembantu-rumah-tangga.
Idealnya yang namanya hidup berkeluarga ya ada kebersamaan dan jalinan hubungan kasih-sayang dan komunikasi timbal-balik.

    Keluarga yang ideal mempunyai komitmen saling percaya, saling terbuka ; saling memberi dan saling melayani. Setiap ada permasalahan akan dihadapi bersama-sama dan saling memberikan dukungan . Bukan saling menyalahkan atau mencari kambing hitam.
Namun terkadang bisa saja ada kondisi, dimana Suami atau istri jarang bisa berkumpul.
Misalnya, Suami ditugaskan oleh instansi atau perusahaan untuk dinas dilkuar kota ; atau ditunjuk menjadi Kepala Cabang perusahaan didaerah lain, bahkan diwilayah negara lain.
Misalnya : Profesi sebagai Nahkoda kapal ; Perwira militer ; Pilot ;; Supervisor :
Kepala Cabang Perusahaan Multi-nasional ; Sopir bus antar kota; dsb.
Kalau ada masalah demikian, maka perlu ada kesepakatan-kesepakatan anggota keluarga .
Bicarakan atau diskusikan segala kemungkinan atau dampak atau masalah yang bisa terjadi ; lalu cari dan temukanlah Solusi terbaiknya. Putuskan langkah atau suatu kebijakan, dan jalankanlah apa yang sudah diputuskan secara konsisten.

      Jadi, Kunci utama yang paling berharga dan harus menjadi sandaran utama keluarga adalah
ada kesadaran setiap anggota keluarga akan peranan dan tanggung jawabnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lembaga keluarga. Suami tahu kewajiban , peran dan tanggungjawabnya; Istri juga tahu peran, kewajiban dan tanggung-jawabnya ; demikian juga anak-anak dan setiap anggota keluarga tahu-persis peran dan tanggung-jawabnya.
Dalam keluarga munculnya sebuah perasaan yang disebut cinta persaudaraan terhadap suatu keluarga. Setiap orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, berarti anak tersebut memiliki seseorang yang disebut dengan saudara, sudah selayaknya mereka adalah satu keluarga maka cinta persaudaraan seperti hal yang sudah seharusnya ada di diri masing-masing anak tersebut, biasanya semua tergantung dari si orang tua yang telah mendidik anaknya seperti apa, dengan hal tersebut dapat memicu pola prilaku seorang anak dengan pikirannya. Dan bagaimana si anak tersebut memilliki sesuatu perasaan cinta terhadapa persaudaraan.

     Cinta persaudaraan pun bukan hanya datang dari keluarga (kandung), tetapi orang lain pun bisa dijadikan sebagai keluarga yang artinya dia mencintai persaudaraan yang dia lakukan, meski bukan dari darah kandung keluarga tersebut. Merupakan persaudaraan adalah cinta diantara sesama, tetapi sungguh baik sebagai sesama, kita tidak selalu “sama” sejauh kita bersifat manusiawi, kita semua membutuhkan bantuan. Hari ini saya, besok engkau. Tetapi kebutuhan akan bantuan ini tidak berarti bahwa yang satu tidak berdaya, yang lain berkuasa. Ketidakberdayaan itu adalah bersifat sementara, Kemampuan untuk berdiri dan berjalan di atas kaki sendiri adalah keadaan tetap dan sama. Jadi sudah selayaknya kita untuk menciptakan sifat cinta persaudaraan dalam keluarga, walaupun bukan kandung. Hal tersebut dapat menciptakan sesuatu hal yang positif dan bermanfaat dari diri kita sendiri, lingkungan, maupun orang lain.
Cinta orang tua terhadap anak
“cinta orang tua ialah sepanjang masa”
Itulah kalimat yang sangat sering kita lihat, maupun dengar. Memang benar cinta orang tua adalah sepanjang masa, hal tersebut sudah sangat wajar, dan memang sepatutnya seperti itu. Orang tua biasanya akan mengorbankan apapun demi anaknya. Seorang ibu yang memiliki cinta keibuan. Cinta keibuan adalah penguatan tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak. Penguatan hidup anak mempunyai dua segi :
• Perhatian
• Tanggung jawab

     Kedua hal diatas perlu karena demi pemeliharaan hidup anak dan pertumbuhannya. Cinta keibuan menanamkan ke dalam anak cinta akan kehidupan dan tidak hanya keinginan untuk tetap hidup. Sangat berlainan dengan cinta persaudaraan, yakni cinta sesama orang ( setara ), hubungan seseorang ibu dengan anak pada hakekatnya cinta diantara orang yang tidak sama, dimana yang satu memerlukan segala bantuan dan yang lain memberikannya. Justru karena tidak memandang diri inilah maka cinta keibuan telah dipandang sebagai jenis cinta yang paling tinggi, dan yang paling suci dari ikatan emosional. Biasanya wanita dalam hal ini bersifat “nursisistis”, yaitu ingin menguasai, ingin memiliki, berhasil menjadi ibu yang mencintai/menyayangi selama anak itu masih kecil.
Memang harus diakui bahwa hidup kita didapat dari pemberian perhatian orang lain. Baik perhatian yang kita peroleh dari orang tua, saudara, suami/isrti, kawan, dan sebagainya.
Dapat kita bayangkan seandainya kita hidup saling mengacuhkan, hidup sendiri dengan tiadanya saling memperhatikan terhadap lingkungan adalah mustahil kita hidup sendiri. Hidup ini akan menjadi indah, bahagia, mengesankan, bermanfaat bagi kita sendiri atau orang lain bila kita saling menmagi perhatian.
Saling memperhatikan menggambarkan adanya hubungan kasih saying. Kasih yang terbentuk kalau kita saling memperhatikan.

    Kasih sayang! Sebuah nama yang indah dan suci, yang didambakan setiap insane. Kasih sayang tak akan lahir jika tak melahirkannya. Kasih sayang membutuhkan keterbukaan, pengertian, pengorbanan, tanggung jawab, perhatian, dan sebagainya
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara anak dan orang tua.

   Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi frustasi, keberandalan remaja, dan sebagainya, dimana semuanya dilator belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Adalah salah satu contoh kasus yang sederhana: “saya segera bicara sama mama”, kata Mirna dengan suara datar dan air mata hamper tanpa ekspresi. “ kalaupun memang harus ngomong, seperlunya saja”.
Dari contoh sederhana di atas dapat kita lihat betapa sempitnya komunikasi antara anak dengan orang tua, sehingga tak tercemin adanya kasih sayang di dalamnya. Dari keadaan rumah tangga, keakraban, kemesraan, keharmonisan hubungan antara anak dan orang tua, kita dapat menilai wujudan kasih sayang dalam keluarga tersebut.

   Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
1. Orang Tua Bersifat Aktif,Si Anak Bersifat Pasif.
Dalam hal lini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materi dengan sebanyak-banyaknya dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa memberikan respon. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri di dalam masyarakat.
2. Orang Tua Bersifat Pasif, Si Anak Bersifat Aktif.
Dalam hal ini si anak berkelebiahn memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, oran tua mendiamkankan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian dengan apa yang diperbuat si anak.
3. Orang Tua Bersifat Pasif, Si Anak Bersifat Pasif.
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4. Orang Tua Bersifat Aktif, Si Anak Bersifat Aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling melengkapi, saling membutuhkan.
Keluarga yang bertanggung jawab akan betul-betul memelihara keharmonisan keluarganya. Komunikasi dan kasih sayang yang harus dicetuskan sejak anak dalam kandungan hingga dewasa.
Prof. Dr. Singgih Gunarsa mengatakan : “perkembangan anak itu suatu proses tanpa henti. Apa yang terjadi di masa remaja sebetulnya bisa ditelusuri pada masa pembentukan keperibadian anak pada usia 0 sampai 5 tahun.”
Pengalaman di luar rumah dan sukarnya komunikasi dengan orang tua akan sering menimbulkan konflik, kesimpangsiuran pendapat dan nilai-nilai yang berbeda.
Penyelesaian dalam hal ini sebenarnya tidaklah terlalu sukar. Sikap percaya dan terbuka dari masing-masing pihak dan membicarakan dari hati ke hati akan menjadi kunci pemecahan masalah. Paling tidak pasti ada pendekatan. Di sini perlu adanya keaktifan dan pengertian yang besar dari pihak orang tua.
Orang tua berperan dalam melahirkan danmemelihara kasih sayang dalam keluarga. Kasih sayang merupakan dasar komunikasi, jembatan antara orang tua dan anak dalam mencapai cita-cita keluarga bahagia. Hal ini akan terwujud bila keaktifan, pengertian, perhatian, keterbukaan, dan pengorbanan orang tua yang akan disambut dengan respon yang aktif dari si anak.
Dalam pemecahan kasus dalam keluarga sekali lagi pihak orang tua membutuhkan keaktifan, pengertian dan keterbukaan sebagai dasar kuncinya. Maka orang tua, anak, keluarga dan kasih sayang adalah suatu suatu mata rantai yang tak boleh putus.
Cinta kasih dalam keluarga
Cinta kasih orang tua kepada anak itu adalah suatu cinta yang disertai dengan kasih sayang. Cinta kasih tersebut diberikan secara tulus dan ikhlas seolah-olah anak itu merupakan bagian dari dirinya sendiri. Seorang anaka yang tak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya kemungkinan besar ia akan hidup liar. Cinta yang dirasakan orang tua terhadap anaknya itu berdasarkan 2 segi yakni :
• Segi pengabdian
• Segi kesukaan
Menurut orang tua mencintai anaknya secara merata dalam arti pengabdian yang sama terhadap setiap anak. Mereka mencoba untuk tidak berat sebelah. Mereka ingin agar masing-masing anaknya berhasil dan bahagia. Orang tua rela berkorban untuk tujuan tersebut. Sebagai contoh : anaknya berada di dalam gedung yang terbakar. Tanpa ragu-ragu orang tua tersebut menyerbu kea dalam gedung yang terbakar tersebut, demi untuk menyelamatkan anaknya meskipun jiwanya sendiri terancam.
Kasih sayang orang tua itu adalah dampak positif dan ada dampak negatifnya. Dampak positifnya adalah apabila orang tua tersebut memberikan kasih sayang terhadap anaknya secara apa adanya, artinya kasih sayang yang tak berlebihan. Jadi hal tersebut tidak akan membuat anak menjadi manja. Sebagai contoh : anak seorang ibu bertengakar dengan anak tetangga. Meskipun anak itu salah atau tidak, si ibu tadi harus memarahi anaknya atau dengan kata lain memberikan petuah-petuanh. Sebenarnya si ibu tadi sayang kepada ankanya. Justru karena sayangnya tersebut dia rela untuk memarahi si anak meskipun dengan hati yang berat. Hal ini dilakukan karena si ibu tadi tidak ingin anaknya menjadi nakal dan sebagainya. Setiap ibu mengharapkan agar anaknya menjadi orang yang baik. Dengan diberinya petuah-petuah tadi anak akan menjadi takut dan berusaha untuk memperbaiki perbuatannya.
Sedang dampak negatifnya adalah apabila kasih sayang itu diberikan secar berlebihan. Sebagai contoh : si ibu yang memanjakan si anak. Meskipun si anak salah maupun tidak salah dia selalu membela pada anaknya. Hal ini bukannya membuat si anak menjadi sadar tapi bahkan si anak akan menjadi lebih nakal lagi, karena sia anak tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk atau mana yang salah dan mana yang benar. Dia menganggap bahwa apa yang diperbuatnya itu adalah baik. Sebetulnya si ibu ini memang sayang terhadap anaknya. Demikian pula memuji anak di depan anaknya sendiri. Hal ini juga tidak baik karena akan membuat sanak menjadi sombong, dan banyak lagi contoh yang lain.
Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi.
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Kekurangan usaha yang ikhlas dari orang tua dapat mengakibatkan beberapa hal yang kurang baikbagi si anak. Cinta kasih orang tua terhadap anak sendiri berbeda dengan cinta kasih orang tua terhadap orang lain. Misalnya : orang tua yang memungut anak tapi tidak dapat mencintai anak tersebut. Dalam hal ini jika anak tersebut terlalu nakal, mereka ingin melepaskan kembali. Setiap anak merasakan sedalamnya ketidak ikhlasan dan dengan sendirinya si anak akan membalasnya dengan tidak kepalang tanggung. Ia tidak hanya berkelakuan tidak baik dalam batas-batas tertentu, melainkan ia sama sekali tidak peduli akan tingkah lakunya sendiri. Hal ini disebabkan bahwa ia mengetahui bahwa orang tuanya sudah tidak sayang lagi kepada dirinya.
Jika dilihat dari segi kesukaan semua orang tua mempunyai cinta kasih yang sama serta member perlakuan yang sama kepada setiap anak mereka. Anak laki-laki disukai karena sifat laki-lakinya, sedang anak perempuan disukai karena sifat perempuannya. Sayang orang tua terhadap anaknya bisa karena sifat gembiranya, sifat sungguh-sungguhnya, sifat yang ingin menyenangkan orang lain, dan sebagainya. Kesukaan tersebut timbul berdasarkan sifat yang sangat berbeda. Setiap orang tua selalu menghadapi sifat yang sangat kompleks dari si anak. Tanggapan orang tua terhadap sifat anak tersebut juga mempunyai suatu kelompok yang kompleks juga. Sebagai contoh : orang tua yang sangat mementingkan kerajinan belajar dan tingkah laku yang baik. Mereka akan sedih apabila anak mereka malas atau berbohong. Sifat anak ada yang begitu dekat dengan sifat orang tuanya, sehingga hampir merupakan bagian dari diri mereka sendiri serta ada pula sifat yang tidak sama dengan sifat orang tuanya. System memuji dan mencela dari pihak orang tua terhadap sifat yang timbul pada anaknya diharapkan akan dapat memupuk ciri yang baik dan menekan sifat yang tidak diinginkan. Perasaan orang tua terhadap anaknya adalah suatu campuran yang khusus antara kesukaan dan kejengkelan. Setiap orang tua terus berusaha untuk menemukan jalan yang memungkinkan mereka menyamaratakan perasaan mereka, mempunyai sayang yang sama pada setiap anak, memberikan perhatian yang sama, dapat memperlihatkan kesabaran dan celaan yang sama pula. Kesadaran bahwa mereka tidak dapat berbuat demikian menimbulkan perasaan tidak layak menjadi orang tua. Mereka menganggap selalu merasa dirinya bersalah karena tidak sama dalam hal kesabaran dan kejengkelan. Satu hal yang mereka anggap sebagai satu petunjuk yang nyata bahwa cinta kasih yang mereka berikan kepada si anak terdapat satu kekurangan yang penting. Tapi berbeda dengan si anak sendiri. Anak tidak sesungguhnya menginginkan orang tua mempunyai perasaan yang sama terhadap setiap mereka, baik yang berupa pujian maupun berupa celaan. Yang paling diinginkan oleh setiap anak adalah agar ia disukai sepantasnya saja. Jika mereka disukai secara berlebihan akan membuat dampak negative, demikian pula jika anak kurang mendapatkan kasih sayang.
Cinta kasih yang diberikan orang tua tersebut ada dampak positifnya dan dampak negatifnya. Dampak positifnya apabila kasih sayang tersebut diberikan secara apa adanya, artinya memberikannya itu tidak berlebihan ataupun tidak kurang. Sedang dampak negatifnya adalah apabila kasih sayangnya tersebut diberikan secara berlebihan.
Seorang anak pasti mendambakan cinta kasih yang tulus dari kedua orang tuanya. Sebab apabila cinta kasih orang tuanya tersebut diberikan secara dibuat-buat maka si anak dengan sendirinya akan mengetahui atau merasakan cinta kasih yang palsu tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan batin yang erat antara si anak dengan kedua orang tuanya. Dengan hal ini si anak bukannya akan bertambah baik tapi yang didapat justru sebaliknya. Maka dari itu cinta kasih orang tua tersebut harus diberikan secara tulus dan ikhlas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates